Pengertian, Penyebab, Gejala dan Pengobatan Flu Singapura
Dewasa ini Flu Singapura sangat populer dan menggejala di berbagai belahan bumi Indonesia. Flu Singapura atau biasa dikenal juga dengan penyakit Kaki,
Tangan, dan Mulut merupakan infeksi menular yang disebabkan oleh virus.
Penyakit ini biasanya menyerang anak kecil tapi bisa juga terjadi pada orang
dewasa.
Pengidap flu Singapura biasanya mengalami bintil-bintil air
dan luka-luka di sekitar atau di mulut, tangan dan kaki. Tapi, terkadang
luka-luka tersebut juga muncul di siku tangan, bokong, lutut, dan lipat paha.
Gejala Flu Singapura
Masa inkubasi flu Singapura berlangsung kurang lebih satu
minggu sebelum munculnya tanda dan gejalanya, yaitu:
- Demam tinggi.
- Sakit tenggorokan.
- Hilangnya nafsu makan.
- Muncul luka seperti melepuh berwarna merah di lidah, gusi, dan bagian dalam pipi.
- Ruam merah
- Bayi dan balita akan rewel dan mudah marah.
- Sakit perut.
- Muntah.
- Batuk.
Umumnya, penyakit flu Singapura diawali dengan munculnya
demam. Setelah itu, sekitar satu atau dua hari, akan muncul tukak atau luka di sekitar
gusi, lidah, dan pipi bagian dalam. Kondisi inilah yang bisa membuat Anda
kesakitan saat minum, makan, atau menelan. Tidak lama setelahnya, ruam muncul
di sekitar telapak tangan dan kaki, serta terkadang pada bokong dan
selangkangan.
Kebanyakan kasus flu Singapura, penderita tidak membutuhkan
bantuan medis, karena gejala-gejala penyakit akan mereda dengan sendirinya
dalam waktu tujuh hari tanpa penanganan apa pun. Tapi jika penderita mengalami
dehidrasi, gejala tidak membaik dalam waktu satu minggu, dan muncul gejala
fisik lainnya, segera berkonsultasi dengan dokter.
Penyebab Flu Singapura
Kelompok virus bernama enterovirus A yang menjadi penyebab
flu Singapura. Virus coxsackie A16, A6, A10, dan enterovirus 71 adalah
jenis-jenis enterovirus A yang paling sering menyebabkan munculnya flu
Singapura.
Virus jenis ini menyebar ke jaringan di mulut, sekitar
amandel, dan masuk ke dalam sistem pencernaan. Hingga akhirnya menyebar ke
seluruh tubuh melalui aliran darah. Akan tetapi sebelum virus menyebar ke organ-organ
vital, sistem imunitas tubuh akan mengendalikannya.
Sumber utama penyebaran kelompok virus ini adalah melalui
mulut. Penyebaran flu Singapura dari satu orang ke orang lain adalah kontak
langsung dengan penderita, melalui:
- Cairan dari hidung maupun tenggorokan yang keluar saat bersin.
- Air liur atau ludah yang terlempar ke udara saat batuk.
- Cairan yang berasal dari luka melepuh.
- Permukaan benda yang sudah terkontaminasi oleh kotoran penderita (tinja).
Diagnosis Flu Singapura
Tanda dan gejala flu Singapura bisa disebabkan oleh berbagai
macam virus. Terdapat beberapa hal yang bisa membedakan gejala flu Singapura
dengan penyakit lainnya, yaitu:
- Pola dari gejala yang terjadi. Urutan terjadinya gejala-gejala bisa menentukan apakah seseorang tertimpa flu Singapura atau tidak. Gejala flu Singapura biasanya dimulai dengan demam dan sakit tenggorokan. Kemudian diikuti munculnya luka-luka di mulut, serta ruam pada tangan dan kaki.
- Usia pasien. Flu Singapura umumnya terjadi pada anak berusia di bawah 10 tahun.
- Bentuk dan ukuran luka. Ukuran luka bisa membedakan flu Singapura dari penyakit lainnya. Flu Singapura punya ukuran luka lebih kecil dari cacar.
Hasil evaluasi beberapa hal di atas biasanya cukup untuk
menjadi bahan diagnosis dokter. Namun jika masih belum yakin, dokter biasanya
akan mengambil sampel cairan (dari kulit, tenggorokan, atau rektum), darah,
atau tinja untuk diteliti di laboratorium.
Pengobatan dan Pencegahan Flu Singapura
Umumnya, flu Singapura tidak membutuhkan pengobatan. Kondisi
ini biasanya pulih dengan sendiri setelah kurang lebih satu minggu. Flu
Singapura disebabkan oleh virus, jadi Anda tidak bisa mengonsumsi antibiotik
untuk meredakannya. Namun, Anda bisa melakukan beberapa perawatan sendiri untuk
meredakan gejala-gejalanya:
- Untuk meredakan rasa nyeri dan demam, berikan asetaminofen atau ibuprofen. Jangan berikan aspirin pada penderita anak-anak dan remaja di bawah usia 16 tahun, karena berisiko menimbulkan penyakit sindrom Reye.
- Beristirahat secukupnya dan berikan banyak minuman dingin untuk mengurangi rasa sakit pada tenggorokan.
- Jangan memberikan makanan atau minuman asam dan pedas, karena bisa membuat luka di mulut dan akan terasa lebih perih. Berikan makanan lunak dan juga sup, karena kondisi ini akan membuat mereka kesulitan dalam menelan
Untuk mengurangi resiko penyebaran flu Singapura, ada
beberapa cara yang bisa dilakukan:
- Mengisolasi penderita flu Singapura. Flu Singapura sangat mudah menular, oleh karena itu penderitanya disarankan untuk diisolasi hingga sembuh.
- Membersihkan area-area yang dicurigai terkontaminasi virus. Bersihkan area-area yang dicurigai terkjontaminasi virus (pakaian, seprei, meja, peralatan makan) menggunakan air dan sabun, kemudian bersihkan lagi dengan pemutih klorin.
- Cucilah tangan dengan bersih. Cobalah untuk mencuci tangan dengan bersih secara rutin, khususnya setelah BAB, mengganti popok anak, menyiapkan makanan, dan sebelum makan.
- Ajarkan cara menjaga kebersihan. Ajarkan pada anak bagaimana menjaga kebersihan anggota tubuhnya sendiri, sebab anak-anak di bawah 10 tahun rawan tertular flu Singapura.
- Hindari berbagi peralatan maupun mencium anak yang sedang menderita flu Singapura.
Komplikasi Flu
Singapura
Ada beberapa komplikasi flu Singapura, tapi memang jarang
terjadi. Beberapa komplikasi flu Singapura adalah:
- Dehidrasi. Luka yang muncul pada rongga mulut dan tenggorokan bisa mempersulit penderita untuk minum cairan, yang bisa membuatnya mengalami dehidrasi.
- Meningitis virus. Virus penyebab flu Singapura bisa mengakibatkan meningitis virus, jika virus tersebut bisa masuk ke otak. Meningitis virus adalah infeksi selaput yang mengelilingi otak dan saraf tulang belakang. Akan tetapi, komplikasi ini jarang terjadi.
- Ensefalitis. Ini adalah komplikasi paling serius dan paling jarang terjadi dari flu Singapura. Ensefalitis merupakan infeksi virus yang menyebabkan jaringan otak membengkak dan meradang. Ensefalitis juga bisa menyebabkan kerusakan otak cukup parah, dan akhirnya berujung pada kematian.